Gorontalo adalah provinsi  yang berdiri pada tanggal 5 Desember 2000 yang memiliki ibu kota yang sama namanya yaitu Kota Gorontalo. Sama halnya seperti ibukotanya, Gorontalo mendapat julukan “Serambi Madinah”. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah yang berkenaan dengan otonomi daerah saat era Reformasi, Provinsi ini kemudian terbentuk berdasarkan UU No. 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember Provinsi Gorontalo resmi menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia. 

GorontaloProvinsi Gorontalo terletak pada semenanjung Gorontalo Pulau Sulawesi, tepatnya sebelah barat dari Provinsi Sulawesi Utara. Luas Wilayah Provinsi ini 12.435,00 Km dengan jumlah penduduk sebanyak 1.166.142 Jiwa (2018), dengan laju pertumbuhan penduduk 0,91%

Secara letak geografis, wilayah Provinsi Gorontalo dahulu zaman kolonial belanda terkenal dengan sebutan “Semenanjung Gorontalo” (Gorontalo Peninsula) yang terletak pada bagian utara pulau sulawesi. Letak Provinsi Gorontalo ini sangat strategis, karena terapit oleh 2 perairan yaitu Teluk Gorontalo  atau Teluk Tomini , sebelah selatan dan Laut Sulawesi, sebelah Utara. Dalam catatan sejarah maritim nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting karena merupakan jalur pelayaran dari Pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga melalui wilayah perairan Kesultanan Sulu, Sebelah Timur dari negara Malaysia. Sedangkan teluk Gorontalo dan Teluk Tomini sejak dulu kala menjadi sumber kehidupan penduduk kerajaan yang belum bermukim. Teluk ini pun sejak dulu ramai oleh lalu lintas pelayaran dan perdagangan menjadi tempat bertemunya perdagangan yang berada sekitar kawasan Tomini -Bocht (Kawasan Teluk Tomini), Ternate, Buton, bahkan menjadi masuknya jalur perantau bagi orang tiongkok dan Jazirah Arab.

Perekonomian Provinsi Gorontalo sekarang ini telah menjadi salah satu perekonomian yang paling tinggi perkembangannya. Mulai dari sektor pertanian, perikanan dan jasa adalah sektor yang sangat unggul, karena memiliki kontribusi yang besar bagi pendapatan daerah.

Dalam rangka mencapai Provinsi Agropolitan, pemerintah Gorontalo melakukan berbagai macam program pembangunan antara lain perbaikan infrastruktur sebagai pilar pembangunan, penyediaan sarana produksi pertanian, penyedia dana penjamin, peningkatan SDM pertanian, memperlancar pemasaran dengan jaminan harga dasar dan lainnya. Pemerintah Gorontalo telah menyusun beberapa program untuk pembangunan antara lain:

  • Pengembangan tanaman pangan, versifikasi pangan dan ketahanan pangan daerah.
  • Menuju agropolitan satu juta ton jagung.
  • Pemekaran agrobisnis.
  • peningkatan dan fungsi kelembagaan petani melalui pemberdayaan masyarakat pertanian. 

keanekaragaman sumber daya alam Provinsi Gorontalo, terdapat peluang investasi yang signifikan seperti investasi dalam bidang agrobisnis (Pertanian dan Perkebunan), termsuk juga agro industri (Nata de Coco, Minyak Kelapa dan Bubuk Santan) serta bidang pertambangan (emas, granit etc).

Prioritas pembangunan Gorontalo Kedepan selama 5 tahun, diproyeksikan kepada komoditas jagung dengan luas areal produksi jagung tahun 2004 seluas 35,692 ha, dengan jumlah produksi sebanyak 323,065 ton. Untuk jagung louning, sendiri telah berhasil ekspor sebesar 9.148 Ton. Selain potensi agraria, potensi kelautan Gorontalo juga sangat melimpah dan menjadi unggulan. Salah satunya adalah budi daya rumput laut yang didukung oleh Program Gerakan Menanam Rumput Laut (Gemar Laut). 

 

Jumlah Industri besar dan sedang, Provinsi Gorontalo  kurang lebih sebanyak 20 perusahaan, dengan tenaga kerja sebanyak 7.693 orang. Sedangkan industri Mikro dan kecil sebanyak 12.360 unit melibatkan 31.910 tenaga kerja dengan investasi. sejumlah Rp. 132.942.851 dan nilai produksi Rp. 510.021.820. Provinsi Gorontalo memiliki 1 kawasan industri yang terletak di Kabupaten Bone Bolango. 

 

Adapun potensi Industri dari beberapa daerah Gorontalo antara lain:


Kabupaten Gorontalo Utara

 

Industri Berbasis Ikan: Potensi bahan baku ikan ini terdapat di 11 kecamatan sepanjang garis pantai 320 km dengan laut ZEE seluas 40.000 Km. Pengolahan ikan ini berupa pengeringan ikan dengan kapasitas produksi 1.394.536 Kg/tahun dan pengasapan ikan sebanyak 337.680 Kg/tahun. 

 

Industri Kerajinan Kerang Laut:  berlokasi di Pulau Ponelo yang mengembangkan sentra kerajinan kerang. 

 

Industri berbasis Aren dan Ijuk Aren: Potensi bahan baku pohon aren ini memiliki total luas areal tumbuh tanaman sekitar 332 ha. Hasil Aren berupa nira dengan menggunakan metode Tradisional menjadi gula merah aren dan ijuk aren sebagai sapu ijuk atau atap ijuk. 

 

Industri bambu burik: Bambu Burik hanya tumbuh di Kabupaten Gorontalo utara dan sangat potensial untuk investor yang memproduksi furniture. 

 

Industri berbasis kerajinan Sulaman Karawo: terkenal dengan Sulaman Kabupaten Gorontalo Utara. 

 

Kota Gorontalo 

Kota Gorontalo terus berkembang pesat sebagai pusat industri dan dagang. Industri kecil, terbagi 2 kategori yaitu perusahaan industri dan industri rumah tangga. Industri yang berkembang adalah industri makanan, kerajinan, dan pakaian jadi. 

Perusahaan perdagangan yang menonjol terdiri dari perusahaan terbatas (PT) Firma (CV), Koperasi dan perorangan. Selain itu terdapat pedagang besar, pedagang menengah dan pedagang kecil/mikro. 

Kabupaten Gorontalo


pengembangan kawasan Industri berdasarkan informasi bahwa potensi sektor industri masih bersifat menyebar (home industry). Berdasarkan jenisnya, unit usaha industri terbagi atas:

 

Industri Hasil Pertanian, Industri Aneka, Industri logam dan industri perikanan.

 

Beberapa Industri yang sedang berkembang antara lain:

Pabrik Tepung Kelapa Tri Jaya Tangguh

Sektor perkebunan kelapa menjadi prospek andalan, berlangsungnya produksi pabrik tepung kelapa dan nata de coco. Industri yang bahan bakunya dari hasil pertanian rakyat dari seluruh wilayah kabupaten serta beberapa wilayah sekitar. Terletak di kawasan Boliyohuto. sejak awal produksi, pabrik ini telah mengekspor ke Rusia sebanyak 40 ft

 

Pabrik Tepung Kelapa Nata De Coco. 

Mampu memproduksi sebesar 50 Ton perhari untuk ekspor ke negara- negara luar. Pabrik ini pun memanfaatkan bahan baku lokal provinsi Gorontalo.

 

Pabrik Gula Tolangohula

Berdiri sejak tahun 1990, dengan lahan perkebunan tebu mencapai 8000 ha. Setiap tahun memproduksi 35.000 Ton hingga 39.000 Ton. Besaran produksi tersebut memenuhi kebutuhan  gula bagi masyarakat se Provinsi Gorontalo dengan jumlah 12.000 Ton. Sedangkan sisanya ke luar daerah. 

 

Pabrik Rumput Laut

kelompok-kelompok usaha masyarakat maupun personal mengelola sebagian besar produksi rumput laut dan menampung pada pabrik pengolahan. Kapasitas produksi yang pabrik rumput laut adalah 2 ton perhari yang telah terkirim ke Jakarta, Malaysia hingga Korea.

Komisi III Deprov Gorontalo Tinjau Kesiapan Pelabuhan Anggrek Cegah Covid-19