Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur tengah mengkaji rencana penerapan karantina wilayah atau pembatasan akses keluar-masuk Surabaya sehubungan kian meningkatnya angka infeksi virus corona (Covid-19) di Kota Pahlawan. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajat. Ia mengatakan rencana kebijakan itu kini tengah dikaji bersama jajaran terkait, seperti TNI-Polri dan Dinas Kesehatan.

Irvan mengatakan, Kota Surabaya memiliki 19 jalur akses masuk. Di 19 titik tersebut nanti akan diberlakukan screening ketat bagi kendaraan dan masyarakat, baik yang akan keluar ataupun masuk.

19 titik akses masuk itu yakni di kawasan Stadion Gelora Bung Tomo (Pakal), Terminal Tambak Osowilangun (Benowo), Dupak Rukun (Asemrowo), Kodikal (Pabean), Mayjen rumah pompa (Dukuh Pakis), Gunungsari (Jambangan), Kelurahan Kedurus (Karang Pilang), Masjid Agung (Kec. Gayungan) dan Jeruk (Lakarsantri), Kemudian Driyorejo, Benowo Terminal (Pakal), Tol Simo (Sukomanunggal), Mal City of Tomorrow (Dishub), MERR (Gunung Anyar), Suramadu (K), Rungkut Menanggal (Gunung Anyar), Wiguna Gunung Anyar Tambak (Gunung Anyar), Margomulyo (Tandes) dan Pondok Chandra (Gunung Anyar).

Kebijakan itu, kata Irvan, dikaji setelah Pemkot Surabaya melakukan pendalaman dan ditemukan indikasi bahwa penular virus corona di Surabaya, adalah warga yang baru saja berkunjung dari luar daerah. Namun saat ditanya seberapa besar rasio penularan warga yang usai berkunjung keluar daerah tersebut, Irvan mengaku dirinya tak bisa mengungkapkan hal itu.

Maka sebagai bentuk upaya untuk menekan potensi penularan dan memutus mata rantai infeksi virus corona di Surabaya, Pemkot Surabaya pun tengah mengkaji kebijakan ini.

Sementara itu, berdasarkan data Pemprov Jatim, per Minggu (29/3) pasien corona di Surabaya mencapai 41 orang positif (3 kasus konfirmasi luar daerah), 61 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 206 orang dalam pemantauan (ODP).

Berdasarkan update penyebaran virus corona (covid 19) di Surabaya yang semakin melonjak, akhirnya pemerintah kota surabaya menindak tegas dengan menerapkan pemeriksaan ketat terhadap akses keluar masuk dari atau ke surabaya. Hal ini mengakibatkan beberapa perusahaan terutama mall-mall dan tempat hiburan akhirnya harus tutup atau memilih buka dengan jam buka yang terbatas,termasuk perusahaan-perusahaan besar tidak sedikit yang tutup atau minimal mempekerjakan pegawainya di rumah (Work From Home), sehingga proses operasional di perusahaan masih bisa berjalan meskipun ada keterbatasan social distancing antar karyawan yang bekerja di rumah. Selain itu ketatnya akses keluar masuk yang diterapkan pemerintah kota surabaya menjadikan kita, perusahaan yang bergerak di bidang logistik juga menerapkan Work From Home.

Hal ini dilakukan sebab kegiatan logistik masih harus terus berjalan mengingat berbagai kebutuhan dari bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga lainnya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat di seluruh indonesia. Oleh karena itu, Prahu-Hub menerapkan Work Form Home, selain karena pemenuhan kebutuhan logistik yang masih harus berjalan, juga karena kondisi tempat tinggal karyawan yang sebagian berada di luar surabaya. Upaya ini untuk mendukung kebijakan pemkot surabaya demi meminimalisir adanya penyebaran corona virus (covid 19) yang semakin hari semakin banyak.

Referensi :CNN