Buletin Prahu-Hub
Berita & Update
Karet Indonesia adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau hevea brasiliensis. Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan, sawo-sawoan dan lainnya. Pada zaman perang dunia II, sumber-sumber ii terpakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Hingga kini getah perca sering berguna untuk kegiatan kedokteran. Sedangkan lateks sawo manila biasa terpakai untuk permen karet. Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri karet.
Jenis Karet
Karet dikenal karena kualitas elastisnya dan merupakan sebuah komoditi yang banyak berguna sebagai produk dan peralatan. Mulai dari produk-produk industri sampai rumah tangga. Ada 2 tipe karet yang terkenal luas yaitu Karet Alam dan Karet Sintetis. Karet alam ini terbuat dari getah atau lateks dari pohon karet. Sementara tipe sintetis terbuat dari minyak mentah. Kedua tipe ini dapat saling menggantikan dan karenanya mempengaruhi permintaan masing-masing komoditi. Ketika harga minyak mentah naik, permintaan untuk karet alam akan meningkat. Namun ketika gangguan suplai karet alam membuat harganya naik, maka pasar cenderung beralih ke karet sintetis. Bagian ini mendiskusikan sektor karet alam Indonesia. Indonesia adalah salah satu produsen karet alam terbesar di dunia.
Budidaya Karet
Kebanyakan karet komersial berasal dari getah pohon karet pare karet (para rubber tree) atau Hevea brasiliensis. Hevea brasiliensis berasal dari Brazil, Amerika Selatan. Mulai dibudidayakan sejak 1903 Sumatera Utara dan Jawa pada tahun 1906. Tanaman ini berasal dari sedikit semai yang berasal dari inggris ke Bogor pada tahun 1876. Sedangkan semai tersebut dari biji karet yang dikumpulkan oleh H.A Wickman, seorang yang berasal dari inggris. Tanaman Karet merupakan tanaman tahunan yang tumbuh hingga umur 30 Tahun. Pohon karet sendiri dapat tinggi mencapai 15 hingga 20 Meter. Pohon karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama 5 tahun.
Tanaman Karet
Karet memiliki perakaran yang ekstensif, akar tunggangnya mampu tumbuh menembus tanah hingga 2 m, sedangkan akar lateralnya menyebar sepanjang lebih dari 10 m. Tanaman karet berbentuk pohon dengan tinggi 15-25 m, tipe pertumbuhan tegak dan memperlihatkan pola pertumbuhan dengan ritme. Batangnya berkayu dengan susunan dari luar ke dalam
- kulit keras terdiri dari lapisan gabus, kambium gabus lapisan sel batu.
- Kulit lunak dalamnya terdapat floem dan pembuluh lateks.
- kambium.
- kayu/xilem.
pembuluh lateks melingkar pada jaringan floem seperti spiral membentuk garis vertikal dari kanan atas kiri dan ke kiri bawah. Daun karet merupakan daun majemuk. tangkai daun panjangnya 3-20 cm. Saat musim kering daunnya akan gugur. Masak buah normal sekitar 5 bulan.
Pohon karet memerlukan suhu tinggi yang konstan (26 32 derajat celcius) dan lingkungan yang lembab supaya dapat berproduksi maksimal. Kondisi-kondisi ini ada pada asia tenggara tempat sebagian karet dunia diproduksi. Sekitar 70% dari produksi karet global berasal dari Thailand, Indonesia dan Malaysia. Perlu waktu tujuh tahun sebatang pohon karet untuk mencapai usia produksinya. Setelah itu, pohon karet tersebut dapat berproduksi sampai berumur 25 tahun. Karena siklus yang panjang dari pohon ini, penyesuaian suplai jangka pendek tak berguna.
BACA JUGA:INILAH KOMODITAS UTAMA KABUPATEN FAKFAK, BIJI PALA
Karakteristik Tanaman Karet
Kondisi geografis
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah 15 bujur lintang selatan atau 15 LS. Bila tanaman karet tertanam di luar zone tersebut sehingga memulai tumbuhnya pun akan lebih lambat. Dan berpengaruh pula untuk proses produksinya. Menanam tanaman karet memang mudah untuk diusahakan. Apalagi dengan kondisi negara indonesia yang tropis. Sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari daratan amerika tropis. Hampir semua daerah Indonesia termasuk daerah yang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuh baik dan menghasilkan lateks. Karena itu banyak masyarakat yang berlomba membuka tanahnya untuk menjadi perkebunan karet. Luas lahan karet yang ada di Indonesia mencapai 2,3 hingga 3 juta hektar. Ini merupakan lahan karet yang terluas di Dunia. Perkebunan karet yang besar banyak dikendalikan oleh Negara dan perusahaan swasta. Sedangkan perkebunan karet dalam skala kecil pada umumnya milik rakyat.
Tanaman karet banyak ditanam pada ketinggian 0-500 mdpl, dengan ketinggian optimum 0-200 m. Semakin tinggi tempat penanaman pertumbuhan lambat sehingga saat buka sadap (Matang) menjadi tertunda. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan ketinggian dengan rata-rata umur buka sadap (matang) adalah sebagai berikut
- 0-200 mdpl < 6 tahun
- 200-400 mdpl 7 Tahun
- 400-600 mdpl 7,5 Tahun
- 600-800 mdpl 8,6 Tahun
- 800-1000 mdpl 10 Tahun
Tanaman Karet akan tumbuh baik pada lintang 6 Lintang utara (LU) – 6 Lintang Selatan (LS). Namun masih bisa tumbuh baik pada lintang 10 LU – 10LS. Membutuhkan daerah panas dan lembab dengan suhu yang dikehendaki antara 24 hingga 28 derajat celcius. Curah hujan kurang dari 1500-2000 mm/th yang terdistribusi merata sepanjang tahun. Paling baik curah hujan 2500-3000 mm/th dengan 100-150 hari hujan. Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah terdiri lempung berpasir dan liat pasir. pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0 dengan drainase tanah sedang.
Waktu
Waktu yang tepat untuk menanam karet adalah saat musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit yang mempunyai payung daun teratai yang sudah tua. Bibit ada pada bagian tengah lubang tanam dan tertimbun dengan tanah. Setiap 1 hingga 2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet. Penyulaman berguna untuk mengganti bibit yang tak tumbuh baik selama proses pertumbuhan di media tanam.
Panen
Lateks dapat diperoleh ketika melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan akibat proses luka. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah habis dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.
Penyadapan
Matang sadap tanaman karet akan siap ketika sudah patan sadap pohon. Artinya tanaman karet telah sanggup disadap untuk diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan untuk sadap yang berdasarkan lilit batang dan umur tanaman. Bahasa mudahnya adalah suatu tindakan untuk membuka pembuluh lateks agar lateks yang terdapat pada dalam tanaman karet keluar. Berikut adalah syarat penyadapan yang baik.
Kriteria Layak Sadap
- Diameternya lilitan batang berukuran 45 cm pada ketinggian 100 cm okulasi.
- Berumur 4, 5 atau 6 tahun tergantung pada klon dan lingkungan.
- ketebalan kulit mencapai 6-7 cm pada ketinggian 100 cm.
Waktu penyadapan yang paling baik adalah 5.00-7.30 pagi dengan asumsi jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks terpengaruhi oleh sel turgor yang mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang, pelaksanaan penyadapan dapat terlaksana dengan baik apabila hari cukup terang.
Manfaat
Karet adalah bahan utama pembuatan ban. Beberapa alat-alat kesehatan, alat alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. Beberapa tempat adalah perkebunan karet di Jember biji karet bisa jadi cemilan dengan proses tertentu rasanya gurih namun bila berlebihan kadang membuat pusing kepala.
Komoditas
karet merupakan salah satu komoditas terbesar Indonesia setelah minyak sawit, dan 85% produksinya dilakukan oleh petani kecil. Karet terdiri dari polimer senyawa organik isoprena, senyawa organik lainnya dan air. Kebanyakan karet komersial berasal dari getah pohon para karet. Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk pasar global. Sejak tahun 1980 industri karet Indonesia telah mengalami perubahan perkembangan produksi yang stabil. Kebanyakan hasil produksi karet negara ini telah mengalami pertumbuhan 80% karena produksi oleh petani kecil. Oleh karena itu perkebunan pemerintah dan swasta memiliki peran yang lumayan kecil dalam industri karet domestik. Kebanyakan produksi karet Indonesia berasal dari provinsi:
- Sumatera Selatan.
- Sumatera Utara.
- Riau.
- Jambi.
- Kalimantan Barat.
Total luas kebun karet Indonesia telah meningkat selama satu dekade terakhir. Pada tahun 2015 perkebunan karet negara ini telah mencapai luas total 3,65 Juta Hektar. Karena meninjau prospek industri karet positif dan telah terjadi peralihan dari perkebunan komoditas seperti kakao, kopi, teh menjadi perkebunan kelapa sawit dan karet. Jumlah perkebunan milik petani kecil semakin meningkat. Sementara perkebunan pemerintah dan swasta agak berkurang karena perpindahan fokus ke kelapa sawit.
Sekitar 85% dari produksi karet Indonesia telah ekspor ke beberapa negara. Hampir setengah dari karet yang diekspor ini telah terkirim ke negara asia lain. Selain itu juga Amerika Utara dan Eropa. 5 Negara yang mengimpor karet dari Indonesia adalah Amerika Serikat, China Jepang, Singapura dan Brazil. Berbanding dengan negara kompetitor penghasil karet yang lain, Indonesia memiliki level produktivitas per hektar yang rendah. Hal ini terjadi karena usia pohon karet Indonesia umumnya sudah tua.
Produk Karet
Kementerian Perindustrian mencatat industri karet dalam negeri sejauh ini menyerap 550 ribu ton per tahun dari total produksi karet alam yang mencapai 3 juta per ton per tahun. Dari total karet alam yang terserap, 55%nya berguna bagi industri ban, 17%nya berguna sebagai industri sarung tangan dan benang karet dan 1% berguna sebagai alas kaki dan 9% nya berguna sebagai barang karet lainnya.
Produk Primer
Produk primer dari tanaman karet adalah karet alam. Karet alam sudah banyak beredar untuk kegunaannya sebagai bahan mentah dalam sejumlah produk. Sejauh ini 90% karet dunia berasal dari Asia Tenggara.
Produk Sekunder
Pengguna penting karet adalah industri otomotif khususnya ban. Hampir 70% karet alam kemudian menjadi ban mobil. Selain itu karet alam juga menjadi ikat pinggang pada beberapa negara
1 comment