Sulawesi Tenggara merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak pada bagian tenggara Pulau Sulawesi dengan ibukota kendari. Provinsi ini terletak pada Jasirah tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak pada bagian selatan garis khatulistiwa. Indonesia memiliki banyak daerah yang berpotensi sebagai pengekspor, salah satunya adalah Sulawesi Tenggara. Banyak orang tak tahu bahwa Sultra menjadi salah satu penopang kegiatan ekspor Indonesia. kira-kira apa saja sih yang menjadi komoditas ekspor Sulawesi Tenggara? 

Berdasarkan riset Regional Potential Research Sulawesi Island, bahwa daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan yang cukup luas mengandung berbagai produk ekspor. Potensi lahan pertanian cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula berbagai hasil hutan yang berdomisili dari daerah tersebut. Produk tersebut diekspor melalui pelabuhan yang terdapat pada Sulawesi Tenggara. 

Perkebunan

Perkebunan menghasilkan berbagai jenis bahan pakan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran atau bumbu dalam masakan. Hasil dari perkebunan merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Produksi perkebunan yang telah berkembang meliputi kakao, mete, cengkeh, kelapa, kopi, lada, enau, pinak, kapuk dan sagu. Pertama kalinya Sultra berhasil ekspor komoditas perkebunan sebanyak 80 ton kakao melalui New Port Bungkutoko Kendari. Belanda menjadi negara tujuan ekspor perdana Provinsi  Sultra.

Hal ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena dengan tangan lokal sudah bisa memproduksi hasil dari sumber daya untuk dipasarkan ke luar negri. Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra tahun 2015, komoditas ekspor perkembangan areal perkebunan  adalah produksi Jambu Mete, Kelapa Dalam, Kelapa Hybrida, Cengkeh, Lada, Enau, Pinang, Kapuk dan Sagu. Dari data tersebut, kita semua dapat mengetahui bahwa potensi ekspor yang ada pada Sultra  memang sangat besar. 

Industri & Manufaktur

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Sultra pada triwulan III 2028 naik sebesar 0,46% terhadap triwulan III tahun 2017. Kenaikan tersebut akibat naiknya pula Produksi Industri Kayu, barang dari Kayu dan Gabus. Sektor industri manufaktur Sektor Industri manufaktur Sulawesi Tenggara sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan cukup baik dari tahun ke tahun. Industri makanan tercatat naik sekitar 41,93%, bahan kimia dan barang kimia juga tumbuh hingga 35,98% dan barang galian bukan logam juga naik 23,10%. 

Kelautan 

Sulawesi Tenggara merupakan daerah pulau dengan lautan yang sangat luas, sehingga merupakan salah satu daerah pengekspor hasil kelautan. Seperti ikan, cumi-cumi dan hewan laut lainnya komoditas Ekspor perikanan Sultra didominasi oleh komoditi udang,vaname, gurita, kerapu, dan kepiting. Sementara itu negara tujuan ekspor utamanya adalah Tiongkok Jepang Amerika Serikat dan Singapura. Sultra menyumbang jumlah perikanan tangkap yang terbilang sangat besar. 

Pertambangan

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang menjadi daerah pengekspor batu bara berupa nikel. Nilai ekspor Sulawesi Tenggara yang mayoritas adalah nikel telah mencapai dari 40% dari total ekspor. Menurut data ekspor Dinas Industri perdagangan sultra menunjukkan bahwa dari volume ekspor seluruhnya sekitar 9,171 ton sekitar 40% lebih merupakan ekspor nikel. Bahwa pertambangan menjadi salah satu produk terbesar pengekspor untuk Provinsi dengan ibukota Kendari ini. Walaupun banyak yang tak mengetahui, namun Sultra merupakan daerah yang sangat penting bagi komoditas ekspor Indonesia. Provinsi ini mengekspor berbagai macam produk tidak hanya hasil perkebunan, kehutanan manufaktur dan kelautan dan juga mengekspor produk pertambangan.

BACA JUGA: INILAH 8 POTENSI UTAMA KOTA AMBON

Potensi Investasi Provinsi Sulawesi Tenggara

Iklim investasi sangat menggembirakan. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sulawesi Tenggara mencatat, realisasi investasi mencapai Rp 11 T  Tahun 2017. Sebuah capaian besar karena melampaui target secara nasional yang hanya berada pada level Rp 10 T. Capaian nilai investasi tersebut tak lepas dari potensinya yaitu Nikel, Aspal, Emas dan hasil tambang lainnya. 

Bidang lainnya adalah sektor pertanian, industri jasa, peternakan, perikanan, pariwisata dan budaya. Potensi tersebut telah tersebar pada 16 kabupaten dan kota. Melihat angka tersebut pemerintah pusat kembali menargetkan nilai investasi kepada Pemerintah Provinsi Sultra tahun 2018. Angka targetnya cukup fantastis yakni sebesar Rp 27 Triliun atau sekitar 170% dari tahun 2017. 

PRAHU-HUB adalah Digital Logistic Platform untuk memudahkan setiap orang maupun perusahaan pengirim barang dalam melakukan pengiriman kargo melalui darat dan laut yang mudah, aman dan murah. Pengiriman Dedak secara LCL & FCL  melalui Prahu-Hub akan terjamin keamanannya, karena Prahu-Hub telah menangani lebih dari 20 ribu pengiriman ke 272 destinasi seluruh Indonesia. Prahu-Hub juga memiliki tenaga ahli yang sangat profesional dalam bidangnya yang memastikan barang anda sampai pada tujuan dalam kondisi baik. Dapatkan berbagai rute pengiriman kargo antar pulau berikut jadwal dan harga yang transparan untuk selalu membantu kelancaran bisnis Anda. Nikmati kemudahan segala kebutuhan pengiriman barang atau kargo melalui moda darat dan laut melalui aplikasi web kami yang terdukung oleh notifikasi!. Dengan Prahu-Hub dapatkan penawaran menarik untuk biaya pengiriman ke setiap rute domestik!